Sunday 29 November 2009

Gerai Batik dan Kerajinan "Mirota Batik"



Ada 2 lokasi Mirota Batik di Jogjakarta, yang pertama di Jl Jend A Yani No. 9 yaitu antara Malioboro Mall dan pasar Beringharjo,dan yang kedua bearada di daerah Kaliurang Km 15,5 tepatnya sekitar kampus UII.

Jika Anda memiliki hobi jalan-jalan dan menyukai aneka pernak-pernik unik maka Mirota Batik adalah salah tempat yang wajib dikunjungi. Di sini terdapat beragam produk khas Jogja seperti baju batik, syal dengan aneka motif batik, tas rajut, sepatu rajut, dan beragam pernak-pernik dengan bahan dasar batu, kayu, biji-bijian hingga perak. Topi dari anyaman bambu dan rajut juga bisa Anda temui di sini. Nahh soal harga, Anda tidak perlu khawatir!!! Untuk baju batik tersedia dari aneka bahan mulai dari katun sampai sutra. Untuk baju berbahan dasar katun harganya dipatok antara Rp 30.000,00 hingga Rp sekitar Rp 50.000-an, Sutra dibandrol sekitar 100 ribuan. Tidak terlalu mahal bukan?
Untuk sepatu harganya sekitar 50 ribuan, gelang tersedia dari 2000 hingga 20.ooo-an. Syall sekitar 30 ribuan hingga 50 ribuan.

Selain produknya yang menarik, bentuk bangunan dan suasana Mirota Batik juga menjadi daya tarik tersendiri. Arsitektur yang minimalis kental dengan nuansa Jawa membuat hati jadi adem. Suasana tradisional masih sangat terjaga di sini. Terdapat aneka bunga yang diletakkan di beberapa sisi ditambah wangi dupa yang menenangkan. Alunan gamelan Jawa juga mengiringi langkah kita untuk menikmati setiap sisi yang menarik dari Mirota Batik. Di sini Anda juga dapat menyaksikan beberapa orang wanita membatik kain.

Oia saat Anda melakukan pembayaran di kasir (yang juga menerima transaksi dengan kartu kredit), jangan lupa untuk mengambil peta wisata Jogja mungkin akan sangat berguna bagi Anda untuk panduan melakukan perjalanan selanjutnya di sekitar Jogja. Jadi apakah Anda ingin membeli oleh-oleh atau barang kerajinan tanpa repot menawar ? Silahkan mampir ke Mirota Batik.

Saturday 28 November 2009

Siapa Tahu Rasammu

Siapa tahu rasammu
rasa nanas_selai nanas busuk
Yang merasuk masuk
ke rusuk
rusuk
roti bau
busuk

2 Juli 2007

Obrolan Seputar Hasrat

Hasratku tak terbalas
Hasrat apa?
Kau gantungkan pada siapa?

Tak lihatkah sepotong hasrat di piring datar?
Ada sendok dan garpu pula
Wouw aroma hasrat menggiurkan
Tapi lidahmu linglung
Linglung...
tak tahu rasa hasrat
Malang benar nasib hasrat
Rasanya jadi hambar

2 April 2007
Jogokaryan

Wednesday 18 November 2009

#1

Adalah SALAH mengucapkan selamat tinggal padahal tidak ada yang hendak bepergian

Mungkin...hanya sekedar ke Alfamart untuk beli snack.
-------------------------
Mungkin sedang merajut gaun kehidupan dari benang sutra yang ia kumpulkan dari setiap peluh yang ia teteskan.
Mungkin sedang mengokohkan diri agar bisa jadi tempat bersandar kelak.
Mungkin sedang berkelana untuk sebuah harta karun yang diwasiatkan kepadanya.

Mungkin apalagi,,,,

Thursday 12 November 2009

Doa Dengan Seikat Bunga

Kebekuan malam itu terpecah oleh nyanyian malaikat yang merdu. Liriknya mengurai harapan tentang kesembuhan yang sempurna dihiasi iring-iringan kunang-kunang dengan sayap menyerupai anak Magainin.
Kepakkan sayapmu dan bawalah terbang separuh jiwaku ke tempat keabadian. Biar kucium aroma surga dari tempatku berdiri kini.
Nyanyikanlah lagi di hari yang sempurna. Angkatlah di hari yang mulia#

Demikianlah untaian doa yang dibawakan seorang perempuan berbalut Lili itu, dari sudut kota Lama.

Kupersembahkan untuk kakekku tersayang*yang meniupkan harapan dan cinta dalam tiap nafasku

Tuesday 10 November 2009

"November" Antara Jogja dan Kota Lama

November adalah bulan sangat bermakna dalam hidup saya.

Sebuah hidup yang masih terbilang baru di kota lama, dengan pekerjaan baru, lingkungan baru, orang-orang baru.
Pada bulan ini saya belajar soal hidup yang sesungguhnya.
Masih dalam proses beradaptasi hidup jauh dari orang tua dan keluarga, memanage uang sendiri. Di awal bulan rupanya ada pelajaran baru dari Tuhan. Kakek sakit.

Kakek bukan sekedar kakek saja bagi saya.
Kakek adalah--tentu saja kakek
Kakek adalah ayah
Kakek adalah sahabat
Kakek adalah belahan jiwa saya

2 November, orang tua mengabarkan kakek masuk rumah sakit. 2 November malam hingga 3 November siang, kakek kritis. SMS dan telpon datang bertubi-tubi mengabarkan kondisi kakek. Semua panik, sedih, gelisah, lelah dan saling menguatkan satu sama lain. Tak berhenti menuntun kakek berdzikir dan berdoa di sampingnya.

*Saya belum berada di rumah sakit saat kakek kritis. Saya masih di galeri, meski siang itu juga memutuskan pulang saya harus melalui beberapa jam perjalanan. Dan rasanya seperti disayat sembilu. Saya tidak bisa berada di sampingnya, menggenggam tangannya.Tapi saya juga tak terlalu berdaya. Ada pekerjaan yang menuntut tanggung jawab saya. Hingga tidak bisa seenaknya meninggalkan kantor.

Sesampainya di rumah sakit, saya merasa tidak punya tenaga untuk berdiri. Lemas sekali. Saya raih tangan kakek dan mengelus pelan dahinya. Saya menangis!!! Terakhir kali saya bertemu kakek sebelum pulang ke Semarang, kakek masih sehat meski sedikit susah untuk berjalan dan harus dipapah. Kakek habis terpeleset dan sempat mengeluh pinggangnya sakit. Waktu itu kami sempat mengobrol tentang beberapa hal dan kakek sempat bertanya tentang kegiatan saya di galeri.Tapi 3 November siang itu, kakek tertidur dan nampak lemas sekali. Banyak selang menempel di tubuhnya.Tante mendekati saya "Dari kemarin kakek panggil nama kamu."

Saya habis kata untuk melukiskan seperti apa rasanya. Seperti ada yang mendesir di dada saya.

Ya Allah beri pelangi untuk kakek saya.


3 November--menjelang malam

Kakek tetap tertidur pulas dan dibawa ke ruangan khusus.
Dokter meminta kami melakukan CT Scan.
Kakek tetap tak bergerak dalam ranjang yang didorong beberapa suster cukup cepat itu.
Saya membuntuti di belakangnya. Saya tidak mau kehilangan momentum sedikitpun tentang kakek.

Beberapa tante saya juga turut di situ. Beberapa menit kemudian dokter memanggil tante masuk untuk melihat hasilnya. Saya mengikutinya. Saya menyimak tiap kata yang diucapkan dokter tentang kondisi kakek.

Pengerutan masa otak atau istilah medisnya Atrofi. Ini adalah wajar mengingat kakek berusia lanjut.

Setelah dokter menjelaskan kondisi kakek, akhirnya diputuskan untuk memberi nutrisi otak. Namun dokter sekali lagi mengingatkan, bahwa apapun hasilnya ada di tangan Tuhan.

Saya makin tidak karuan.

3 November adalah masa-masa tidak mudah bagi kami. Kakek berjuang untuk tiap oksigen yang dia hirup. Dan bagi saya, ini juga ujian. Saya tahu dalam kondisi seperti ini, kakek tidak mungkin pulih seperti sebelum terpeleset. Kalaupun sembuh, kakek harus mendapat perawatan ekstra.
Tapi saya juga sadar, dengan kondisi saya saat ini--telah terikat kontrak pekerjaan. Hampir tidak mungkin selalu berada di sisinya. Sempat terlintas, saya ingin resigned. Saya ingin selalu berada di samping kakek!
Dan malam ini saya tiba-tiba benci dengan beberapa orang di sekeliling saya. Saya muak dengan dunia yang ada di depan saya.
Saya merasa rapuh hampir roboh tapi tidak melihat orang terdekat yang saya percaya dan saya sayangi dan katanya sangat sayang pada saya mengulurkan tangan untuk saya. Kenapa justru orang lain yang mengulurkan tangan lalu menggandeng saya sehingga saya jatuh tidak terhuyung-huyung.